islampos.com—USAHA kaum Syiah agar diakui oleh konstitusi Mesir terus dilakukan. Kali ini kaum Syiah Mesir telah membentuk sebuah delegasi untuk melakukan dialog dengan Muhammad Mursi, Presiden Mesir dan menyampaikan keinginan para Syiah di negara ini, diantaranya seperti mengendalikan jaringan-jaringan Salafi. Menurut laporan Mursi tidak mengijinkan ajaran Syiah berkembang di Mesir.
Kantor berita Shabestan dengan menukil dari Bratha News melaporkan, Muhammad Ghanim, sumber dekat dengan para pemimpin Syiah Mesir mengabarkan tentang pertemuan antara para pemimpin dan penanggung jawab untukmembentuk sebuah delegasi Syiah dengan maksud untuk melakukan dialog dengan Muhammad Mursi, presiden Mesir dan menyampaikan keinginan para Syiah Mesir kepadanya.
Ghanim mengatakan, “Delegasi ini terdiri dari para pemimpin politik dan ilmuwan Syiah, diantaranya: Dr. Ad-Damardasy al-Aqali, ilmuwan dan pemimpin Syiah, Dr. Ahmad Rasim an-Nafis, ketua partai at-Tahrir, Dr. Shalih al-Wardani, cendekiawan Syiah, Muhammad Ghanim, ketua pergerakan Syiah Mesir, dan Dr. Abdulwali Nashr, pemimpin Syiah di Aswan.”
Ghanim menambahkan, “Para pemimpin ini telah sepakat dengan terbentuknya sebuah delegasi antara mereka untuk menyampaikan keinginan-keinginan para Syiah kepada Presiden Mesir. Pekan ini mereka akan mengirimkan perwakilan untuk menyampaikan keinginannya kepada Presiden.”
Ia menambahkan, “Setelah diputuskan rencana diselenggarakannya pertemuan dengan seluruh pemimpin Syiah dan pecinta Ahlibait, rencananya delegasi ini akan didirikan dengan tujuan untuk menyampaikan keinginan-keinginan Syiah Mesir dan masalah-masalah mereka, serta penyiksaan dan gangguan yang mereka hadapi dari para Salafi.”
Ia melanjutkan, “Dalam pertemuan ini akan ditulis daftar keinginan-keinginan para Syiah. Diantara keinginan-keinginan ini adalah dihentikannya pernyataan-pernyataan menghina dari Al-Azhar terhadap mazhab Syiah, pengendalian jaringan-jaringan Salafi dalam mengkafirkan Syiah dan menghentikan sebagiannya, serta menentukan penasehat untuk Al-Azhar dalam masalah Syiah.”
Baca
artikel selengkapnya di MUT’AH DALAMSYIAH tafhadol
Ghanim juga menegaskan, “Syiah tidak pernah menghina, baik kepada Ahlisunnah maupun kepada para shabat. Ahmadi Nejad, Presiden Iran yang memilih penasehat untuk persoalan Ahlisunnah harus dijadikan teladan.”
“Para Syiah memiliki hak politik, termasuk didengarnya perkataan-perkataan mereka dalam Majelis Dasar Konstitusi, dan pengangkatan anggota dalam Majelis Dewan dan Rakyat sebagai permulaan untuk melegalitaskan Syiah,” tambah Ghanim. [sm/islampos/shabestan]
Post A Comment:
0 comments: