Ratusan rakyat Suriah, puluhan di antaranya anak-anak yang tak berdosa, meregang nyawa di kota dan rumah mereka sendiri. Menurut saksi mata, pelakunya adalah tentara Suriah yang dibantu oleh kekuatan para Shabiha, atau begundal yang fanatik pada Bashar al-Ashad.
Siapa itu Shabiha? Dokter Mousab Azzawi yang memiliki klinik di Latakia, kota pelabuhan di Suriah, mengatakan para Shabiha seperti monster. Dia juga mengaku takut berhadapan dengan mereka yang memiliki perawakan tinggi besar, namun berotak udang ini.
Nama Shabiha juga diduga diambil dari kata bahasa Arab yang berarti“hantu.” Benar saja, Shabiha betul-betul menjadi “hantu” kehidupan rakyat Suriah. Tiap harinya mereka menghadapi hantu yang benar-benar menakutkan dan sangat kejam, tanpa ada tandingannya.
Kekejian Shabiha memang di luar nalar manusia. Bayangkan saja, demi menopang rezim Syiah Bashar al-Assad mereka rela melakukan apa saja. Bashar al-Assad dan ayahnya Hafez al-Assad, menggunakan Shabiha untuk memaksa warga Suriah agar tunduk pada rezim, mencuci otak para milisi Shabiha agar mempercayai bahwa mereka berjuang untuk Syiah mereka dalam melawan agresor Muslim Sunni.
Menurut sebuah laporan, gerombolan preman pembunuh ini telah disalahkan atas pembantaian di Houla di mana lebih dari 100 orang, separuh dari mereka anak-anak, tewas. Saksi mata mengatakan, Shabiha menembak dari dekat dan menusuk korbannya, tidak peduli wanita dan anak-anak.
Shabiha sendiri muncul pertama kalinya pada 1970-an sebagai “Gangster Alawiyyin” yang anggota berasal dari daerah pesisir yang masih memiliki hubungan kekrabatan dan keluarga al-Assad. Mereka terlibat dalam narkoba dan penyelundupan senjata dari Lebanon. Di mana mereka perlahan-lahan menguasai jaringan ekonomi Suriah, seluruh jaringan bisnis, yang menjadi nafas kehidupan di Suriah.
Baca
artikel selengkapnya di MUT’AH DALAMSYIAH tafhadol
Tapi, kemudian mereka terus berubah, bukan hanya mendominasi ekonomi, tetapi sekarang mereka mengontrol aparat keamanan di Suriah, di mana salah seorang saudara Bashar al-Assad, Rifat mengontrol di bidang intelijen, dan kemudian menciptakan aparat ekstra, yang digunakan melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap kelompok-kelompok dan tokoh-tokoh Sunni, yang menjadi kekuatan oposisi Bahsar al-Assad.
Kebrutalan Shabiha bisa dibuktikan sendiri dari testimoninya salah seorang anggotanya saat di wawancara wartawan British Sunday Telegraph. Dalam kegiatan wawancara ini, sang wartawan mengaku kerap menggeleng-menggelengkan kepalanya mendengar kesaksian Shabiha yang satu ini.
Sebut saja A (bukan inisial sebenarnya), anggota Shabiha yang hari ini ditahan di Idlib, utara Suriah. Ia ditangkap sekitar seminggu yang lalu. Posturnya tinggi besar dan berotot, cukup mudah untuk mengenalinya sebagai seorang Shabiha.
Kepada wartawan British Sunday Telegraph, A mengakui bahwa pemerintah Syiah Nushairiyah Suriah memang menganjurkan dan memfasilitasi pasukannya untuk melakukan pembunuhan dan perkosaan. Shabiha menerima gaji $450 plus bonus $150 untuk setiap korban.
Yang lebih menjengkelkan, A mengaku bahwa ia menikmati kejahatannya. ”Kami setia kepada Bashar Assad karena mereka memberikan kami semua kekuatan dan kekebalan hukum. Saya bisa membunuh atau memperkosa gadis. Untuk setiap korban, pemerintah Suriah memberikan 30.000 Pound Suriah dan bonus 10.000 Pound Suriah untuk setiap korban. Saya sendiri telah memperkosa seorang gadis. Sementara komandan entah sudah berapa kali memperkosa muslimah. Tapi itu adalah hal yang biasa bagi kami,” ungkapnya mantap.
FSA (Tenbtara Pembebasan Suriah) biasa memperlakukan pasukan Assad yang tertangkap sebagai tawanan perang. Namun khusus Shabiha, biasanya langsung di eksekusi mati. Sebab, mereka terlalu biadab dan tak pernah merasa salah.
“Teman-teman saya bergabung dengan Shabiha, dan mereka mendorong saya untuk bergabung dengan mereka. Saya (awalnya) ragu-ragu, dan orang-orang di pangkalan Pasukan Angkatan Udara lokal memukuli saya hingga saya setuju. Saya diberitahu tentang orang-orang yang tidak menyukai Assad, saya menangkap mereka dan menempatkan mereka di penjara. Pemerintah memberikan saya senjata,” ungkap A.
Ia mengaku pernah memperkosa seorang mahasiswi Universitas Aleppo lalu membunuhnya. ”Suatu kali saya berpatroli dengan komandan. Gadis itu lewat di dekat mobil kami. Saya bertanya pada komandan, ’gadis ini cukup cantik bukan?’ Tanpa banyak komentar, saya dan komandan menariknya dan membawanya pergi dengan mobil kami. Ada sebuah rumah kosong yang ditinggal penghuninya. Kami berdua memperkosanya hingga puas. Karena ia mengenali wajah dan tetangga kami, maka kami membunuhnya. Orang seperti dia tak boleh dibiarkan hidup, “ kisah A.
A juga mengaku bahwa dirinya pernah membunuh seorang pria saat demonstrasi anti-Assad di Idlib.
”Sebelum menjadi anggota Shabiha, saya tumbuh di sebuah keluarga normal, saya diajari untuk menghormati wanita. Tetapi setan mengendalikan jiwa saya pada hari-hari itu,” pungkas A.
Kini nasib Shabiha akan sangat bergantung dengan kedigdayaan Bashar al-Assad yang hampir akan jatuh. Shabiha pun mulai kewalahan berhadapan dengan mujahidin Suriah. Tanggal 19 Ramadhan 1433 H atau bertepatan dengan 8 Juli 2012 M, lewat operasi istisyhadiyyah (martyr), Front Mujahidin Al-Nusrah berhasil menewaskan 162 tentara Suriah dan Shabiha.
Lalu, Ahad (15/7/2012), dalam sebuah video di Youtube, yang dirilis oleh Brigade Al Hamzah tersebut, terlihat berulang kali pasukan mujahidin melepaskan tembakan dari tank mereka ke arah pasukan Assad yang dibalas dengan hal yang sama. Namun dengan pertolongan Allah, Brigade Al-Hamzah berhasil memenangkan pertempuran dengan menewaskan 12 tentara Assad dan melukai beberapa lainnya.
Kemudian, mereka pun berpindah ke tempat lain dan melakukan serangan terhadap markas tempat berkumpul para anggota milisi Shabiha. Peluru meriam Brigade Al-Hamzah berkali-kali menghantam benteng tersebut dan terlihat tidak ada balasan dari pihak Shabiha, hingga akhirnya menewaskan lebih dari 30 Shabiha. Ini akhir dari drama kekejaman Shabiha selama lebih dari 40 tahun? Semoga. (Pizaro/Bersambung)
package tracking
BalasHapus