Inilah Strategi Syiah dalam Menyebarkan Ajarannya di Indonesia
AntiLiberalNews – Seorang peneliti aliran sesat di Institut Pemikiran dan Peradaban Islam Surabaya (InPAS), Kholili Hasib MA, memberi tahu strategi Syiah dalam menyebarkan ajarannya di Indonesia. Dalam acara Pemikiran dan Peradaban Islam dengan tema “Membedah Ajaran Syiah dan Penyebarannya di Indonesia” Jum’at (31/1), Kholili mengatakan, Syiah menyebarkan ajarannya melalui jalur politik dan non politik. Demikian dilansir Annajah
Kholili mengatakan, Syiah di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok. Pertama Syiah politik, Syiah politik baru berkembang seiring dengan meletusnya Revolusi Iran tahun 1979. Syiah politik mengembangkan dakwahnya melalui oraganisai-organisasi yang mereka dirikan dengan lebih mendekatkan kepada masyarakat dan melebur bersama mereka.
Mereka mendirikan ICC (Islamic Cultural Center), kemudian ICC ini membina yayasan OASE yang bergerak dalam bidang politik.
Baca
artikel selengkapnya di MUT’AH DALAM SYIAH tafhadol
“Oase ini yayasan yang nantinya bertugas menggodok orang-orang syiah yang nantinya disusupkan ke lembaga, organisasi, maupun partai politik” ungkapnya.
Kedua, Syiah non politik ini memfokuskan kepada kegiatan-kegiatan pendidikan dan dakwah masyarakat.
Peneliti aliran sesat ini menambahkan. Pertama, gerakan Syiah di Indonesia telah membuat pusat kebudayaan dan penelitian (ICC). Kedua, lembaga pendidikan dan ilmiah (YAPI, seminar, Majlis taklim). Ketiga, menyusup ke partai politik seperti Jalal di PDIP di Bandung. Keempat, Penerbitan (al huda, mizan), dan Kelima, lembaga keagamaan seperti IJABI, ABI, dan ada juga yang menyusup ke MUI.
Alumni dari LIPIA Jakarta ini menambahkan, Syiah dalam menyebarkan ajarannya mengajarkan relativisme ala Syiah.
“Mereka mengatakan shalat sama, sama kelompok islam, suni dan syiah tidak mutlak, berbeda dalam penafsiran, tuhan suni dan syiah sama” katanya.
Padahal menurut kholili antara Islam dan syiah cara shalatnya berbeda, perbedaan sunni dan syiah dalam aqidah bukan furu’iyah, tuhan antara suni dan syiah berbeda.
“Semua ini bisa kita peroleh dengan membaca buku-buku rujukan langsung dari syiah. Seperti syiah itu menuhankan Ali, syiah mencaci maki para shahabat, Al Qur’an itu telah dirubah” jelasnya.
Syiah juga mengajarkan desakralisasi Al Qur’an. Menurutnya, Syiah telah mengatakan al Qur’an tidak asli yang asli adalah mushaf Fatimah. “Syiah ini seperti liberal, mereka mengatakan al Qur’an produk budaya, syiah mengatakan al Qur’an palsu” tegasnya.
Syiah ini mengajarkan dekontruksi konsep nikah. Menurutnya, syiah itu telah mengajarkan nikah mut’ah yang menghancurkan konsep nikah. “Syiah sama seperti syiah juga, syiah mengajarkan homoseks sedang syiah mengajarkan nikah mut’ah, bahkan mereka pernah meminta untuk lokalisasi nikah mut’ah di Gang Doli Jawa timur” katanya.
Pengurus InPas ini menjelaskan bagaimana syiah itu melakukan misi dakwahnya. Model-model dakwah yang digunakan orang-orang syiah dalam menyebarkan syiahnya di bumi ahlus sunnah.
Pertama, sering mengangkat ukhuwah Islamiyah. Tidak ada perbedaan syiah dan sunni yang penting islam.
Kedua, menampilkan pustaka atau tokoh syiah yang berwajah sunni.
Ketiga, menolak disebut sebagai syiah. Tetapi mereka suka disebut sebagai pengikut ahlul bait, kemudian mereka juga menghindari diskusi face to face.
Keempat, memberikan image netral. Namun dilain kesempatan mengkritik sunni, mengkritik ulama sunni.
Penulis buku Menghadang Ekspansi Syiah di Nusantara ini mengatakan, inti kesesatan syiah itu kembalinya semua kepada konsep Imamahnya. Kholili juga mengingatkan Syiah di Indonesia telah melakukan latihan militer untuk di kirim ke Suriah.
“Mereka kesana bukan membantu umat Islam Suriah, tetapi malah membantu basyar assad” ungkapnya.
Umat islam harus mewaspadai gerakan syiah di Indonesia. Ulama Indonesia seperti KH. Hasyim Asy’ari dan Buya Hamka jauh-jauh hari telah mengingatkan akan kesesatan syiah.
“Syiah ini suatu saat akan mengadakan revolusi di Indonesia, sebagaimana revolusi Iran karena ini sudah menjadi ideologi mereka, maka perlu diwaspadai” pungkasnya.
Red : Tommy
Post A Comment:
0 comments: