Jalal-Ribka-RiekeAntiLiberalNews – Pentolan Syiah Indonesia Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal), bersama dengan dua aktivis Komunis Ribka Ciptaning dan Rieke Diah Pitaloka, lolos menjadi Anggota DPR untuk periode 2014-2019. PDIP Jabar mengirim sebanyak 18 wakilnya untuk duduk di DPR RI atau naik 20 persen dibandingkan periode 2009-2014 lalu yang hanya 15 kursi.
Selain Jalal, nama baru dari PDIP yang lolos ke Senayan di antaranya Yadi Mulyadi dari Dapil 2, Adian Napitupulu dan Indra Simatupang dari Dapil 5, Riska Mariska dari Dapil 6, Tono Bachtiar dari Dapil 7, Ono Surono dari Dapil 8, dan Dony Ukon dari Dapil 11.
Sementara itu, muka lama anggota dewan yang terpilih lagi selain Ribka dan Rieke adalah Maruara Sirait, TB Hasanudin, Puti Guntur Soekarno, Ketut Sustiawan, Syukur Nababan, dan Yoseph Umar Hadi.
“Seharusnya kita bisa 21 kursi di DPR RI, namun dengan peraturan penghitungan saat ini, suara yang terbuang hampir 1 juta,” ujar Sekretaris PDIP Jabar Gatot Tjahyono pada Kamis (24/4) seperti dilansir Detik.


Baca artikel  selengkapnya di MUT’AH DALAM SYIAH tafhadol
Sebelumnya, Kang Jalal mendapat penolakan besar-besaran dari umat Islam Indonesia karena tindakannya yang mencaci-maki istri Nabi Muhammad SAW dan bahkan berani mengatakan bahwa  Rasulullah SAW versi Syiah dan versi Islam berbeda. Belakangan ini, rekamannya telah tersebar luas ke publik.
Pada tanggal 24 Juni 2010, Ribka, Rieke dan lebih dari 100 orang eks anggota PKI melakukan acara reuni ilegal di Banyuwangi atas nama ‘Paguyuban Korban Orde Baru’ dengan kedok sosialisasi rumah sakit. Acara itu sendiri berhasil dibubarkan oleh penduduk setempat.
Red : W. Jati
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

1 comments:

  1. Lebih lanjut, Mei menarangkan, apabila P2Play ditelisik secara mendalam, film Joker mengajak pemirsa buat menyelami jiwa seseorang Arthur yang sakit di tengah kehidupan sosial yang tidak adil. Ini dapat sangat beresiko kala berhubungan dengan keadaan politik serta kesejahteraan di Indonesia.

    BalasHapus